Sejarah Peradaban Romawi Kuno

Letak Peradaban Romawi Kuno

Setiap peradaban di dunia ini tentu memiliki eksistensi tersendiri pada masanya. Seperti peradaban kuno Romawi. Banyak yang mencari tahu seputar ringkasan peradaban Romawi kuno dan mempelajarinya lebih jauh.

Peradaban kuno Romawi dikembangkan oleh Suku Latia yang posisinya menetap di lembah Sungai Tiber. Tepatnya, ada di Tujuh Bumi Roma, Semenanjung Italia. Peradaban ini amat terkenal dengan mitologinya.

Bisa dikatakan bahwa munculnya peradaban Romawi kuno digadang-gadang karena adanya suatu cerita atau mitos yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Salah satunya ialah mitos Remus dan Romulus, saudara yang merupakan keturunan Aenas dari Yunani.

Dua bersaudara ini adalah anak kembar dari Rhea Silva, yang merupakan seorang pahlawan dari wilayah Troy. Remus serta Remulus kemudian membangun kota. Sayangnya di tengah perjalanan, mereka berebut dan hingga akhirnya menyebabkan Remus terbunuh oleh Romulus.

Kemudian, Romulus pun menamakan kota tersebut dengan namanya yakni Roma, sebuah kota yang kita kenal sampai sekarang. Selain lekat dengan unsur mitologinya, karakteristik peradaban Romawi kuno juga terkenal dengan kepercayaan animisme dan politeisme.

Berkembangnya Romawi menjadi kekaisaran besar

Zaman Republik Romawi dimulai pada 510-31 SM. Pada mulanya, sistem pemerintahannya bersifat aristokrat.

Republik ini kemudian tumbuh menjadi suatu imperium dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas, meliputi seluruh wilayah Laut Tengah.

Pada 264 SM, Romawi berhadapan dengan Carthagia, bangsa yang menguasai wilayah Afrika Utara dan Mediterania Barat.

Kedua bangsa ini kemudian bertempur dalam Perang Punic, di mana Romawi berhasil menghancurkan peradaban Carthagia sepenuhnya.

Nasib republik berubah ketika muncul tiga serangkai yang disebut triumvirat. Mereka adalah Julius Caesar, Pompius, dan Crassus.

Baca juga: Pengaruh Peradaban Mesopotamia: Penemuan dan Hasil Kebudayaan

Pada 66 SM, tiga serangkai ini menyerbu Roma untuk menggulingkan republik.

KOMPAS.com - Romawi Kuno adalah sebutan bagi peradaban bangsa Romawi yang dibangun sejak sekitar tahun 800 SM.

Peradaban ini dibangun dan dikembangkan oleh masyakatnya di wilayah semenanjung Apenina, atau sekarang dikenal sebagai Italia.

Perkembangan Romawi dipengaruhi oleh kondisi geografisnya yang berada di wilayah strategis, yaitu di kawasan Laut Tengah, sehingga cocok untuk perdagangan.

Selain itu, lokasinya yang dikelilingi tujuh bukit membuatnya aman dari serbuan bangsa asing.

Romawi memiliki iklim yang nyaman dan tanah yang subur untuk kegiatan pertanian.

Menurut perkembangannya, pemerintahan Romawi Kuno dibagi menjadi tiga zaman, yaitu Zaman Kerajaan Romawi (750-510 SM), Zaman Republik Romawi (510-31 SM), dan Zaman Kekaisaran Romawi (31 SM-476 M).

Kekaisaran Romawi tumbuh menjadi kekaisaran terbesar di dunia pada abad kuno dengan populasi mencapai 20 persen dari total populasi dunia dan wilayahnya seluas 5 juta persegi pada 117 M.

Baca juga: Sejarah Peradaban Mesopotamia

Menurut cerita rakyat, munculnya peradaban Romawi Kuno diawali dengan didirikannya Kota Roma oleh dua pemuda bernama Remus dan Remulus pada 750 SM.

Kedua tokoh tersebut adalah anak kembar dari Rhea Silva, keturunan seorang pahlawan dari Troya.

Penguasa pertama Romawi adalah Romulus, dengan daerah kekuasaan terbatas di Kota Roma dan sekitarnya.

Pada 550 SM, Kota Roma dikuasai oleh bangsa Etruska, keturunan orang Mycenaea yang berlayar dari Yunani.

Perubahan sistem pemerintahan kemudian terjadi secara dramatis pada 509 SM, ketika rakyatnya menggulingkan Raja Tarquin, raja terakhir di Kerajaan Romawi.

Kepercayaan bangsa Romawi Kuno

Pada awalnya, kepercayaan bangsa Romawi adalah animisme dan politeisme.

Masyarakatnya percaya terhadap roh-roh leluhur, dan sebagian lainnya percaya terhadap dewa-dewa yang dianggap memiliki kekuasaan terhadap manusia ataupun alam.

Kepercayaan terhadap dewa-dewa ini dipengaruhi oleh masuknya kebudayaan Yunani.

Kemudian pada masa pemerintahan Tiberius (14-37 M), tumbuh agama baru yaitu Kristen.

Penyebaran agama Kristen oleh Santo petrus dan Paulus ke Eropa turut mengubah kepercayaan bangsa Romawi menjadi monoteisme.

Pada masa pemerintahan Kaisar Theodosius (378-395 M), agama Kristen dinyatakan sebagai agama resmi negara.

Baca juga: Konflik Jalur Bukit Chittagong: Latar Belakang dan Pemberontakan

Hasil Kebudayaan Bangsa Dravida

Peradaban Lembah Indus menurut para arkeolog berlangsung di Lembah Sungai Indus sejak 3.000 – 5.000 SM. Zaman ini disebut juga zaman Chalcolithicum. Banyak penemuan – penemuan mulai terkuak pada masa penjajahan Inggris terutama pada kepemimpinan Sir John Marshall yang pernah melakukan penggalian kota yang terpendam di Sungai Indus yaitu Harappa, Mohenjodaro dan Chanhudaro. Penggalian ini dilakukan mulai tahun 1925 di bekas kota Mohenjodaro. Dari penggalian ini kemudian ditemukan diantaranya :

Dari penggalian di Harappa (daerah Punjab, sekitar 600 km ke utara dari kota Mohenjodaro) ditemukan :

Dari penemuan – penemuan diatas dapat disimpulkan :

Di wilayah Mohenjodaro tidak ditemukan adanya tempat penguburan jenazah seolah menunjukkan adanya kebiasaan membakar jenazah. Namun di Harappa ada kalanya tulang belulang yang tidak dibakar disimpan dalam tempayan. Bukti tersebut menunjukkan bahwa di Harappa memiliki kebiasaan mengubur jenzah tetap ada.

Baca Juga : Sejarah Peradaban Mesir Kuno

Ciri – Ciri Fisik Bangsa Arya dan Dravida

Runtuhnya Peradaban Romawi Kuno

Peradaban kuno Romawi sungguh mengesankan. Beberapa fase perkembangan peradaban Romawi kuno dimulai dari masa monarki, republik sampai kekaisaran tentunya mampu mendulang prestasi tersendiri. Namun, pada akhirnya peradaban ini juga mengalami keruntuhan.

Setidaknya terdapat dua macam faktor keruntuhan Romawi kuno yaitu faktor internal dan eksternal penyebab runtuhnya peradaban Romawi kuno. Berikut merupakan detail keruntuhan peradaban kuno Romawi.

Peninggalan Peradaban Romawi Kuno

Hasil peradaban Romawi kuno tentu amat beragam macamnya. Tentunya hampir sama dengan peradaban lain di dunia seperti Yunani kuno dan Cina kuno. Selain itu, budaya Romawi kuno banyak meninggalkan modifikasi hukum dan asas asas hukum.

Sistem hukum romawi memberikan dasar bagi banyak sistem hukum modern yang berlaku di seluruh Eropa dan dunia. Prinsip hukum Romawi menjunjung tinggi kesetaraan hukum dan prinsip keadilan.

Arsitektur Romawi sungguh mengesankan. Inovasi beragam teknik bangunan Romawi seperti kubah, pilar dan jembatan sudah berhasil memberikan pengaruh bagi seluruh dunia seperti halnya Colosseum.

Ilmu pengetahuan dan teknologi peradaban Romawi kuno sudah tidak perlu diragukan lagi. Termasuk dengan keberadaan jalan raya Romawi. Jalan raya ini berfungsi sebagai jantung ekonomi.

Bahasa latin dipakai oleh bangsa Romawi yang mampu memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan bahasa-bahasa di Eropa.

Selanjutnya, sistem penyediaan air Romawi termasuk di dalamnya sistem saluran air dan aqueducts menjadi pencapaian teknik yang aman mengesankan bagi manajemen sumber daya air setempat.

Kekaisaran (27 SM – 1453 M)

Setelah sistem pemerintahan republik, Romawi kuno berlanjut ke masa kekaisaran. Ini merupakan masa yang paling panjang. Sistem kekaisaran tentunya berbeda dengan sistem kerajaan. Pada masa kekaisaran ini, pemimpin disebut sebagai Principate atau First Man of Republic.

Permulaan sistem pemerintahan kekaisaran Romawi dimulai pada 27 SM saat Octavianus mendirikan kekaisaran usai menang dalam Perang Saudara Romawi. Sistem pemerintahan ini dipimpin oleh seorang kaisar dengan kekuasaan absolut atas kekaisaran.

Keruntuhan Romawi Kuno

Pada masa pemerintahan Theodosius, Kekaisaran Roma dibagi menjadi dua bagian, yaitu Roma Barat dengan ibu kota di Roma dan Roma Timur dengan ibu kota di Konstantinopel.

Pembagian ini didasari oleh serangkaian ancaman suku Barbar yang selama puluhan tahun telah mengganggu stabilitas negara.

Akan tetapi, pada kenyataannya pembagian wilayah ini justru mendorong keruntuhan Kekaisaran Romawi.

Segera setelah kematian Theodosius, kekacauan terjadi dan pemerintahan Roma di barat mengalami keruntuhan pada 476 usai dikalahkan oleh orang-orang Barbar.

Peradaban India kuno berkembang di dua sungai besar di India yaitu Sungai Indus dan Gangga. Kedua sungai ini membawa endapan lumpur yang membawa kesuburan di lembah sungai sehingga menarik perhatian bangsa disekitarnya. Berikut adalah penjelasan kedua sungai tersebut.

Kerajaan (753-509 SM)

Pada tahun 753-509 SM merupakan masa-masa Romawi awal berdiri. Pada masa ini Roma masih dipimpin oleh seorang raja. Raja didampingi oleh senat yang merupakan wakil dari para suku di sekitar lokasi kerajaan.

Namun, karena catatan sejarah yang masih terbatas, rupanya menyebabkan masih banyak aspek Monarki Romawi yang menjadi subjek perdebatan akademis. Bahkan sampai saat ini masih banyak peneliti yang melakukan studi lanjut tentang sistem pemerintahan monarki Romawi kuno.

Setelah melampaui sistem pemerintahan monarki pada awal Romawi kuno, berikutnya sistem pemerintahan yang diterapkan adalah Republik. Hal ini dimulai dari penggulingan Kerajaan Roma (509 SM) yang juga diikuti dengan berbagai macam perang saudara.

Pada masa Republik Romawi juga terjadi perang yang amat terkenal yaitu Perang Punic antara Kekaisaran Kartago melawan Republik Romawi. Tokoh Romawi kuno yang tersohor kala itu adalah Lucius Tarquinius Superbus.